Teks eksplanasi – Sahabat sekalian pada kesempatan kali ini
Blog ini ingin share artikel mengenai Teks Eksplanasi. Teks Eksplanasi
pengertiannya adalah teks yang berisi tentang proses kejadian suatu peristiwa,
baik itu peristiwa alam ataupun sosial. Informasi yang ada di dalam teks
eksplanasi berasal dari hasil pengamatan, dirasakan, dan juga dijadikan sebagai
pembelajaran bagi pembacanya.
Tujuan dari teks eksplanasi ialah memaparkan fenomena yang
terjadi dan menjelaskan sebab-akibat fenomena itu. Artinya, pembaca teks
eksplanasi itu bisa memahami informasi yang ada di dalam teks tersebut. Pembaca
bisa paham runtut kejadian dari sebuah fenomena atau peristiwa yang terjadi.
Ciri-ciri Teks
Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri-ciri khasnya. Ciri
pertama dari teks eksplanasi ialah informasi yang dimuat berdasarkan fakta
(faktual). Artinya, informasi yang dipaparkan dalam sebuah teks eksplanasi
haruslah berdasarkan fakta yang faktual. Ada data dan fakta yang diangkat dalam
sebuah teks eksplanasi. Lalu, ciri kedua ialah pembahasannya tentang suatu
fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
Fenomena itu meliputi fenomena sosial, budaya, hingga fenomena alam. Ciri
ketiga, teks eksplanasi memiliki sifat yang informatif dan tidak berusaha
mempengaruhi pembaca terhadap pembahasannya. Hal itu berarti, sebuah teks
eksplanasi hanya berupa paparan dari sebuah fenomena atau peristiwa tanpa
dibubuhi argumentasi atau opini yang mengarahkan pembaca. Keempat, strukturnya
terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi. Struktur
itu yang kemudian menjadi acuan paparan informasi dalam teks eksplanasi. Dan,
kelima, memiliki atau menggunakan sequence markers, seperti pertama, kedua,
ketiga, dan sebagainya. Sequence markers itu menjadi acuan urutan kronologis
fenomena atau peristiwa yang tengah dipaparkan informasi di dalam teks
eksplanasi.
Struktur Teks Eksplanasi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, struktur teks
eksplanasi memiliki tiga struktur utama. Pertama, pernyataan umum mengenai
topik yang akan dijelaskan. Dalam pernyataan umum, topik itu dijelaskan dalam
bentuk proses terjadinya atau keberadaannya. Kedua, urutan sebab akibat yang
berisikan mengenai detail penjelasan proses dari pernyataan umum secara urut
atau bertahap. Penjelasan itu disusun secara urut dari awal hingga akhir. Ketiga,
interpretasi. Bagian ini berisikan tentang kesimpulan mengenai topik yang
dijelaskan. Kesimpulan ini haruslah mengacu kepada informasi-informasi yang
sudah dipaparkan pada dua struktur sebelumnya.
Kaidah Teks Eksplanasi
Sebagai sebuah bentuk teks, ada beberapa kaidah kebahasaan
khasnya. Berikut beberapa kaidah kebahasaan teks eksplanasi: Fokus pada hal
umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh:
tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara. Dimungkinkan menggunakan istilah
ilmiah. Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional (kata
kerja aktif). Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan:
sehingga, sebelum, pertama, jika, bila,
dan kemudian. Menggunakan kalimat pasif. Eksplanasi ditulis untuk membuat
justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
Contoh Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi pada dasarnya mengambil topik-topik terkait
fenomena yang ada di sekitar manusia. Mulai dari fenomena sosial hingga
fenomena alam. Oleh karena itu, kali ini Quipper Blog akan memberimu beberapa
contoh teks eksplanasi yang kiranya bisa kamu pelajari. Apa saja contoh
eksplanasi tersebut? Yuk, simak langsung beberapa contoh teks eksplanasi di
bawah ini!/ Untuk dapat memahami tentang teks eksplanasi secara sederhana maka
perlu membaca contohnya. Berikut contoh teks eksplanasi yang diambil dari
Tempo:
[…] Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat
PVMBG, Kristianto, mengatakan, tsunami Selat Sunda bisa dipicu berbagai faktor.
Sedikitnya ada dua kemungkinan, pertama akibat energi letusan Gunung Anak
Krakatau yang relatif besar. Kedua, karena material tubuh gunung api yang
longsor ke dalam laut.
Kendati sering erupsi, tapi menurut Kris, Gunung Anak
Krakatau belum pernah terpantau memicu terjadinya gelombang tinggi atau
tsunami. Ditambah, dia menjelaskan, serangkaian energi erupsi Gunung Anak
Krakatau, Sabtu, 22 Desember 2018, tidak sebesar letusan sebelumnya.
“Sebetulnya jumlah letusan yang paling tinggi itu di bulan
November dan itu pun tidak ada informasi terkait gelombang, atau efek yang
lain. Yang kita lihat memang material yang dikeluarkan masih sebatas di dalam
radius 2 kilometer tersebut, berupa aliran lava dan lontaran material pijar,”
kata Kris, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.
Kris mengatakan, lelehan lava pijar yang mengalir ke laut
mengarah ke Selatan-Tenggara dari pusat letusan Gunung Anak Krakatau juga
selama ini hanya terjadi perlahan. “Dan alirannya pelan,” kata dia.
Spekulasi yang tersisa tinggal kemungkinan dipicu oleh
longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau. Tim PVMBG akan mengecek ke lapangan
dengan data pembanding dari citra satelit tubuh gunung itu.
“Longsoran itu harus berupa material dalam jumlah besar yang
masuk ke air secara mendadak. Bisa dari tubuh gunung api atau di bawahnya,”
kata dia.
Erupsi yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018, pukul
21.03 WIB, merusak peralatan seismik yang dipasang di Pulau Gunung Anak
Krakatau. Pemantauan seismik gunung Anak Krakatau akhirnya saat ini
mengandalkan peralatan yang ada di pulau terdekat yakni Pulau Sertung.
Data pemantauan seismik gunung api itu, menurut Kris, tidak
ada yang ganjil. “Kita tanyakan pengamat di sana, tidak ada hal yang signifikan
di jam tersebut,” kata dia. Kendati demikian, Kris mengakui peralatan pemantau
mencatat aktivitas seismik dalam skala over-scale. “Kalau sedang over-scale,
kita memantau jumlah gempa letusan memang agak susah.”
Tempo, 24 Desember 2018. […]
Contoh Teks
Eksplanasi Fenomena Alam
Tema: Kemiskinan
Pernyataan Umum
Kemiskinan merupakan tingkat ketidakmampuan masyarakat
sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Kebutuhan pokok itu
di antaranya sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Masyarakat yang tergolong miskin, lumrahnya tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya, terkait kebutuhan sandang, tak jarang
masyarakat miskin membangun sendiri rumah mereka secara seadanya. Bahkan,
banyak di antaranya yang membangun rumah di atas tanah orang lain, tanah milik
negara, ataupun tempat fasilitas umum.
Sebab Akibat
Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, sulitnya akses terhadap pendidikan,
hingga sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Tak hanya itu, kemiskinan dapat menjadi faktor kesenjangan
sosial dalam suatu negara. Struktur sosial dan perilaku menjadi dominasi faktor
masalah kemiskinan. Perilaku konsumtif, gengsi, pengeluaran uang tidak sesuai
dengan pemasukan semakin menambah faktor kemiskinan.
Dalam struktur sosial, kemiskinan mengarah pada faktor
kurangnya pendidikan. Masyarakat miskin cenderung tidak menganggap bahwa
pendidikan itu penting. Sehingga, mereka pun tidak memiliki kemampuan yang
mumpuni untuk bersaing di dunia pekerjaan.
Oleh karena itu, pemerintah juga telah membuat program untuk
meretas kemiskinan. Contohnya yaitu menaikkan upah minimum kerja, memperluas
lapangan pekerjaan, pendidikan gratis, tempat tinggal dengan harga terjangkau.
Namun, hal ini harus didukung dengan perilaku masyarakat
yang tidak menghamburkan uang, menghindari gengsi, menabung, dan membantu orang
di sekitarnya. Kerjasama masyarakat dan pemerintah sangat menentukan demi
mengatasi kemiskinan.
Interpretasi
Kemiskinan pada hakikatnya dapat dihindari dengan melakukan
hal-hal yang tidak dapat menimbulkan kerugian, misalnya tidak hidup dengan
berfoya-foya, mengutamakan pendidikan, dan mengetahui prioritas. Program
pemerintah untuk meretas kemiskinan akan berjalan baik jika masyarakat mau ikut
berpartisipasi, karena tanpa dukungan dari masyarakat, program pemerintah hanya
akan menjadi wacana saja.
Teks Eksplanasi Banjir
Tema: Banjir di Jakarta
Pernyataan Umum
Musim hujan 2018-2019 diprediksi masih akan menimbulkan
bencana banjir bagi Jakarta, terutama pada puncak musim hujan yang jatuh pada
Februari 2019. Banjir memang sudah lama menjadi langganan di Jakarta setiap
tahunnya, bahkan menjadi satu momok bagi Ibukota Negara.
Tidak tanggung-tanggung, menurut Kepala Balai Besar Wilayah
Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menyebutkan, sebanyak 129
kelurahan dari 268 di Jakarta dan Kepulauan Seribu terancam banjir pada musim
hujan 2018/2019. Dapat dikatakan bahwa kelurahan yang rawan banjir itu mencapai
sekitar 48 persen dari total jumlah kelurahan yang ada.
Sebab Akibat
Jumlah 129 kelurahan itu merupakan jumlah diantisipasi akan
banjir akibat meluapnya sungai. Beberapa sungai yang berpotensi membanjiri kelurahan-kelurahan
itu yakni Angke, Pesanggrahan, Krukut, Ciliwung Kelurahan, Kanal Banjir Barat,
Ciliwung Lama Kelurahan, Sunter, Cipinang Kelurahan, dan Cengkareng Drain.
Kelurahan-kelurahan yang paling rawan banyak berada di Jakarta Selatan, disusul
Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
Bambang mengatakan, kelurahan yang berpotensi banjir itu
berada di daerah aliran sungai (DAS) yang belum dinormalisasi atau dilebarkan
dan dibeton. Selain itu, titik banjir dari tahun sebelumnya tak akan berkurang
jauh. Itu terjadi terutama di DAS Ciliwung yang banjirnya cukup parah karena
sudah dua tahun pemerintah tidak melakukan normalisasi di Ciliwung.
Tertundanya normalisasi sungai disebabkan ketidaksiapan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membebaskan bantaran sungai dari
okupasi warga. Selama normalisasi tertunda, BBWSCC tetap berupaya
meminimalisasi faktor banjir dengan mengeruk sungai yang sedimentasi atau
pengendapannya tinggi.
Namun, pengerukan tidak seefektif ketika normalisasi dalam
mengurangi banjir. Di luar dari 129 titik rawan banjir akibat luapan sungai,
Bambang juga mengingatkan akan potensi genangan di ruas-ruas jalan dan
permukiman akibat buruknya drainase ketika hujan turun.
Interpretasi
Sebenarnya langkah antisipasi banjir telah dilakukan
pemerintah selama setahun terakhir. Meski bukan normalisasi sungai, namun
Pemprov DKI tetap berusaha menambah daya tampung sungai dengan pengerukan dan
pembersihan sampah. Namun, karena banyaknya masyarakat yang membandel karena
tetap membuat tempat tinggal di dekat sungai, membuat proses ini berjalan
lambat. Padahal, ini dilakukan supaya Jakarta tidak terus-menerus tergenang
banjir tiap tahunnya.
Pernyataan Umum
Gempa yang terjadi di Lombok pada 2018 merupakan kejadian
yang sangat memukul bagi bangsa Indonesia. Gempa bumi dengan magnitudo 6,4 itu
terjadi pada 29 juli 2018. Gempa tersebut pun merupakan awal dari rangkaian
gempa Lombok 2018.
Kekuatan gempa bumi ini menyebabkan adanya gelombang besar
dari laut, yang berpotensi tsunami. Salah satu karakteristik gempa yang dapat
memicu tsunami adalah titik pusat gempa (episenter) yang berada di bawah laut.
Sedangkan, episenter gempa kemarin terletak di darat.
Sebab Akibat
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa
sumber gempa di Lombok bukan satu titik saja, melainkan bidang patahan lempeng
tektonik yang memanjang hingga masuk ke dasar laut, dekat pantai di Lombok
Utara. Oleh karenanya, gempa itu berpotensi memicu tsunami.
Ia juga mengatakan setelah BMKG mengeluarkan peringatan
waspada tsunami, terjadi tsunami-tsunami kecil di empat titik. Secara mekanisme
kejadiannya, gempa yang timbul dipicu oleh adanya aktivitas sesar naik di utara
Lombok.
Melihat tanda-tanda ini, Dwikorita mengatakan, BMKG membuat
peringatan dini di Desa Carik setinggi 13,5 cm, Desa Badas 10 cm, Desa Lembar 9
cm, dan Benoa (Pukul 19.58 WIB) 2 cm. Kemudian peringatan dini tersebut
diakhiri pukul 20.25 WIB pada malam yang sama.
Selain sejumlah tsunami kecil, lanjut Dwikorita, gempa
berkekuatan 7 skala Richter kemarin (5/8) malam juga menyebabkan terjadinya
gempa-gempa susulan. Berdasarkan pantauan BMKG hingga pukul 15.00 WIB tercatat
sebanyak 170 gempa bumi susulan. Namun, yang dirasakan oleh masyarakat hanya
sebanyak 13 gempa.
Menurut Dwikorita, gempa bumi susulan merupakan mekanisme
alam untuk menghabiskan sisa energi gempa sebelum batuan atau lempeng bumi
kembali ke kondisi stabil. Berdasarkan pantauan BMKG hingga pukul 17.00 WIB
tercatat sebanyak 176 gempa bumi susulan. Namun, yang dirasakan oleh masyarakat
hanya sebanyak 13 gempa.
Interpretasi
Karena letak Indonesia yang merupakan Pacific Ring of Fire,
memang sudah selayaknya sebagai masyarakat harus selalu berhati-hati dan tetap
waspada dengan adanya ancaman bencana alam. Sebab, bencana itu bisa saja datang
tanpa terprediksi.
Upaya pemerintah dalam mendeteksi dini bencana alam memang
harus segera diperbaiki, baik sistem maupun teknologi yang mendukungnya, sehingga
dapat mengurangi korban jiwa dalam bencana alam.[]