ads header

[ LENGKAP ] Contoh Teks Eksplanasi : Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah

0
Teks eksplanasi – Sahabat sekalian pada kesempatan kali ini Blog ini ingin share artikel mengenai Teks Eksplanasi. Teks Eksplanasi pengertiannya adalah teks yang berisi tentang proses kejadian suatu peristiwa, baik itu peristiwa alam ataupun sosial. Informasi yang ada di dalam teks eksplanasi berasal dari hasil pengamatan, dirasakan, dan juga dijadikan sebagai pembelajaran bagi pembacanya.
Tujuan dari teks eksplanasi ialah memaparkan fenomena yang terjadi dan menjelaskan sebab-akibat fenomena itu. Artinya, pembaca teks eksplanasi itu bisa memahami informasi yang ada di dalam teks tersebut. Pembaca bisa paham runtut kejadian dari sebuah fenomena atau peristiwa yang terjadi.
Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa ciri-ciri khasnya. Ciri pertama dari teks eksplanasi ialah informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual). Artinya, informasi yang dipaparkan dalam sebuah teks eksplanasi haruslah berdasarkan fakta yang faktual. Ada data dan fakta yang diangkat dalam sebuah teks eksplanasi. Lalu, ciri kedua ialah pembahasannya tentang suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Fenomena itu meliputi fenomena sosial, budaya, hingga fenomena alam. Ciri ketiga, teks eksplanasi memiliki sifat yang informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca terhadap pembahasannya. Hal itu berarti, sebuah teks eksplanasi hanya berupa paparan dari sebuah fenomena atau peristiwa tanpa dibubuhi argumentasi atau opini yang mengarahkan pembaca. Keempat, strukturnya terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi. Struktur itu yang kemudian menjadi acuan paparan informasi dalam teks eksplanasi. Dan, kelima, memiliki atau menggunakan sequence markers, seperti pertama, kedua, ketiga, dan sebagainya. Sequence markers itu menjadi acuan urutan kronologis fenomena atau peristiwa yang tengah dipaparkan informasi di dalam teks eksplanasi.

Struktur Teks Eksplanasi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, struktur teks eksplanasi memiliki tiga struktur utama. Pertama, pernyataan umum mengenai topik yang akan dijelaskan. Dalam pernyataan umum, topik itu dijelaskan dalam bentuk proses terjadinya atau keberadaannya. Kedua, urutan sebab akibat yang berisikan mengenai detail penjelasan proses dari pernyataan umum secara urut atau bertahap. Penjelasan itu disusun secara urut dari awal hingga akhir. Ketiga, interpretasi. Bagian ini berisikan tentang kesimpulan mengenai topik yang dijelaskan. Kesimpulan ini haruslah mengacu kepada informasi-informasi yang sudah dipaparkan pada dua struktur sebelumnya.
Kaidah Teks Eksplanasi
Sebagai sebuah bentuk teks, ada beberapa kaidah kebahasaan khasnya. Berikut beberapa kaidah kebahasaan teks eksplanasi: Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants). Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah. Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional (kata kerja aktif). Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan: sehingga, sebelum, pertama, jika, bila,  dan kemudian. Menggunakan kalimat pasif. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu benar adanya.
Contoh Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi pada dasarnya mengambil topik-topik terkait fenomena yang ada di sekitar manusia. Mulai dari fenomena sosial hingga fenomena alam. Oleh karena itu, kali ini Quipper Blog akan memberimu beberapa contoh teks eksplanasi yang kiranya bisa kamu pelajari. Apa saja contoh eksplanasi tersebut? Yuk, simak langsung beberapa contoh teks eksplanasi di bawah ini!/ Untuk dapat memahami tentang teks eksplanasi secara sederhana maka perlu membaca contohnya. Berikut contoh teks eksplanasi yang diambil dari Tempo:
[…] Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Kristianto, mengatakan, tsunami Selat Sunda bisa dipicu berbagai faktor. Sedikitnya ada dua kemungkinan, pertama akibat energi letusan Gunung Anak Krakatau yang relatif besar. Kedua, karena material tubuh gunung api yang longsor ke dalam laut.
Kendati sering erupsi, tapi menurut Kris, Gunung Anak Krakatau belum pernah terpantau memicu terjadinya gelombang tinggi atau tsunami. Ditambah, dia menjelaskan, serangkaian energi erupsi Gunung Anak Krakatau, Sabtu, 22 Desember 2018, tidak sebesar letusan sebelumnya.
“Sebetulnya jumlah letusan yang paling tinggi itu di bulan November dan itu pun tidak ada informasi terkait gelombang, atau efek yang lain. Yang kita lihat memang material yang dikeluarkan masih sebatas di dalam radius 2 kilometer tersebut, berupa aliran lava dan lontaran material pijar,” kata Kris, saat ditemui di kantornya, Ahad, 23 Desember 2018.
Kris mengatakan, lelehan lava pijar yang mengalir ke laut mengarah ke Selatan-Tenggara dari pusat letusan Gunung Anak Krakatau juga selama ini hanya terjadi perlahan. “Dan alirannya pelan,” kata dia.
Spekulasi yang tersisa tinggal kemungkinan dipicu oleh longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau. Tim PVMBG akan mengecek ke lapangan dengan data pembanding dari citra satelit tubuh gunung itu.
“Longsoran itu harus berupa material dalam jumlah besar yang masuk ke air secara mendadak. Bisa dari tubuh gunung api atau di bawahnya,” kata dia.
Erupsi yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018, pukul 21.03 WIB, merusak peralatan seismik yang dipasang di Pulau Gunung Anak Krakatau. Pemantauan seismik gunung Anak Krakatau akhirnya saat ini mengandalkan peralatan yang ada di pulau terdekat yakni Pulau Sertung.
Data pemantauan seismik gunung api itu, menurut Kris, tidak ada yang ganjil. “Kita tanyakan pengamat di sana, tidak ada hal yang signifikan di jam tersebut,” kata dia. Kendati demikian, Kris mengakui peralatan pemantau mencatat aktivitas seismik dalam skala over-scale. “Kalau sedang over-scale, kita memantau jumlah gempa letusan memang agak susah.”
Tempo, 24 Desember 2018. […]
Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam
Tema: Kemiskinan
Pernyataan Umum
Kemiskinan merupakan tingkat ketidakmampuan masyarakat sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Kebutuhan pokok itu di antaranya sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Masyarakat yang tergolong miskin, lumrahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya, terkait kebutuhan sandang, tak jarang masyarakat miskin membangun sendiri rumah mereka secara seadanya. Bahkan, banyak di antaranya yang membangun rumah di atas tanah orang lain, tanah milik negara, ataupun tempat fasilitas umum.
Sebab Akibat
Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, sulitnya akses terhadap pendidikan, hingga sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Tak hanya itu, kemiskinan dapat menjadi faktor kesenjangan sosial dalam suatu negara. Struktur sosial dan perilaku menjadi dominasi faktor masalah kemiskinan. Perilaku konsumtif, gengsi, pengeluaran uang tidak sesuai dengan pemasukan semakin menambah faktor kemiskinan.
Dalam struktur sosial, kemiskinan mengarah pada faktor kurangnya pendidikan. Masyarakat miskin cenderung tidak menganggap bahwa pendidikan itu penting. Sehingga, mereka pun tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing di dunia pekerjaan.
Oleh karena itu, pemerintah juga telah membuat program untuk meretas kemiskinan. Contohnya yaitu menaikkan upah minimum kerja, memperluas lapangan pekerjaan, pendidikan gratis, tempat tinggal dengan harga terjangkau.
Namun, hal ini harus didukung dengan perilaku masyarakat yang tidak menghamburkan uang, menghindari gengsi, menabung, dan membantu orang di sekitarnya. Kerjasama masyarakat dan pemerintah sangat menentukan demi mengatasi kemiskinan.
Interpretasi
Kemiskinan pada hakikatnya dapat dihindari dengan melakukan hal-hal yang tidak dapat menimbulkan kerugian, misalnya tidak hidup dengan berfoya-foya, mengutamakan pendidikan, dan mengetahui prioritas. Program pemerintah untuk meretas kemiskinan akan berjalan baik jika masyarakat mau ikut berpartisipasi, karena tanpa dukungan dari masyarakat, program pemerintah hanya akan menjadi wacana saja.
Teks Eksplanasi Banjir
Tema: Banjir di Jakarta
Pernyataan Umum
Musim hujan 2018-2019 diprediksi masih akan menimbulkan bencana banjir bagi Jakarta, terutama pada puncak musim hujan yang jatuh pada Februari 2019. Banjir memang sudah lama menjadi langganan di Jakarta setiap tahunnya, bahkan menjadi satu momok bagi Ibukota Negara.
Tidak tanggung-tanggung, menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menyebutkan, sebanyak 129 kelurahan dari 268 di Jakarta dan Kepulauan Seribu terancam banjir pada musim hujan 2018/2019. Dapat dikatakan bahwa kelurahan yang rawan banjir itu mencapai sekitar 48 persen dari total jumlah kelurahan yang ada.
Sebab Akibat
Jumlah 129 kelurahan itu merupakan jumlah diantisipasi akan banjir akibat meluapnya sungai. Beberapa sungai yang berpotensi membanjiri kelurahan-kelurahan itu yakni Angke, Pesanggrahan, Krukut, Ciliwung Kelurahan, Kanal Banjir Barat, Ciliwung Lama Kelurahan, Sunter, Cipinang Kelurahan, dan Cengkareng Drain. Kelurahan-kelurahan yang paling rawan banyak berada di Jakarta Selatan, disusul Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
Bambang mengatakan, kelurahan yang berpotensi banjir itu berada di daerah aliran sungai (DAS) yang belum dinormalisasi atau dilebarkan dan dibeton. Selain itu, titik banjir dari tahun sebelumnya tak akan berkurang jauh. Itu terjadi terutama di DAS Ciliwung yang banjirnya cukup parah karena sudah dua tahun pemerintah tidak melakukan normalisasi di Ciliwung.
Tertundanya normalisasi sungai disebabkan ketidaksiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membebaskan bantaran sungai dari okupasi warga. Selama normalisasi tertunda, BBWSCC tetap berupaya meminimalisasi faktor banjir dengan mengeruk sungai yang sedimentasi atau pengendapannya tinggi.
Namun, pengerukan tidak seefektif ketika normalisasi dalam mengurangi banjir. Di luar dari 129 titik rawan banjir akibat luapan sungai, Bambang juga mengingatkan akan potensi genangan di ruas-ruas jalan dan permukiman akibat buruknya drainase ketika hujan turun.
Interpretasi
Sebenarnya langkah antisipasi banjir telah dilakukan pemerintah selama setahun terakhir. Meski bukan normalisasi sungai, namun Pemprov DKI tetap berusaha menambah daya tampung sungai dengan pengerukan dan pembersihan sampah. Namun, karena banyaknya masyarakat yang membandel karena tetap membuat tempat tinggal di dekat sungai, membuat proses ini berjalan lambat. Padahal, ini dilakukan supaya Jakarta tidak terus-menerus tergenang banjir tiap tahunnya.
Pernyataan Umum
Gempa yang terjadi di Lombok pada 2018 merupakan kejadian yang sangat memukul bagi bangsa Indonesia. Gempa bumi dengan magnitudo 6,4 itu terjadi pada 29 juli 2018. Gempa tersebut pun merupakan awal dari rangkaian gempa Lombok 2018.
Kekuatan gempa bumi ini menyebabkan adanya gelombang besar dari laut, yang berpotensi tsunami. Salah satu karakteristik gempa yang dapat memicu tsunami adalah titik pusat gempa (episenter) yang berada di bawah laut. Sedangkan, episenter gempa kemarin terletak di darat.
Sebab Akibat
Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa sumber gempa di Lombok bukan satu titik saja, melainkan bidang patahan lempeng tektonik yang memanjang hingga masuk ke dasar laut, dekat pantai di Lombok Utara. Oleh karenanya, gempa itu berpotensi memicu tsunami.
Ia juga mengatakan setelah BMKG mengeluarkan peringatan waspada tsunami, terjadi tsunami-tsunami kecil di empat titik. Secara mekanisme kejadiannya, gempa yang timbul dipicu oleh adanya aktivitas sesar naik di utara Lombok.
Melihat tanda-tanda ini, Dwikorita mengatakan, BMKG membuat peringatan dini di Desa Carik setinggi 13,5 cm, Desa Badas 10 cm, Desa Lembar 9 cm, dan Benoa (Pukul 19.58 WIB) 2 cm. Kemudian peringatan dini tersebut diakhiri pukul 20.25 WIB pada malam yang sama.
Selain sejumlah tsunami kecil, lanjut Dwikorita, gempa berkekuatan 7 skala Richter kemarin (5/8) malam juga menyebabkan terjadinya gempa-gempa susulan. Berdasarkan pantauan BMKG hingga pukul 15.00 WIB tercatat sebanyak 170 gempa bumi susulan. Namun, yang dirasakan oleh masyarakat hanya sebanyak 13 gempa.
Menurut Dwikorita, gempa bumi susulan merupakan mekanisme alam untuk menghabiskan sisa energi gempa sebelum batuan atau lempeng bumi kembali ke kondisi stabil. Berdasarkan pantauan BMKG hingga pukul 17.00 WIB tercatat sebanyak 176 gempa bumi susulan. Namun, yang dirasakan oleh masyarakat hanya sebanyak 13 gempa.
Interpretasi
Karena letak Indonesia yang merupakan Pacific Ring of Fire, memang sudah selayaknya sebagai masyarakat harus selalu berhati-hati dan tetap waspada dengan adanya ancaman bencana alam. Sebab, bencana itu bisa saja datang tanpa terprediksi.
Upaya pemerintah dalam mendeteksi dini bencana alam memang harus segera diperbaiki, baik sistem maupun teknologi yang mendukungnya, sehingga dapat mengurangi korban jiwa dalam bencana alam.[]