Mengidentifikasi Teks
Eksemplum - Pada Tugas 4 ini kamu diajak untuk pada teks “Putri Tangguk”
yang menjadi model pembelajaran. Selain itu, diharapkan lebih memahami teks
eksemplum, baik struktur maupun unsur kebahasaannya. Setelah kamu membaca teks
“Putri Tangguk” di atas, dapatkah kamu tempat dan waktu, kata hubung, serta
kalimat tunggal dan majemuk. Ketiga hal tersebut sudah kamu pelajari pada Kelas
VII dan VIII. Masih ingatkan kamu bagaimana penggunaan ketiga unsur kebahasaan
itu? Jika kamu lupa, pelajari kembali buku kelas VII dan VIII Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun demikian,
pada tugas ini bahasan unsur kebahasaannya lebih mendalam daripada bahasan
sebelumnya
1. Mengidenti!kasi Teks Eksemplum “Putri Tangguk”
Teks eksemplum “Putri Tangguk” memiliki unsur kebahasaan
yang dapat membedakannya dengan jenis teks lain. Unsur kebahasaan itu meliputi
a) kata keterangan tempat, waktu , tujuan, dan cara; b) kata hubung
intrakalimat dan antarkalimat; dan c) kalimat majemuk setara dan bertingkat.
a. Kata Keterangan Tempat, Waktu, Tujuan, dan Cara Unsur
kebahasaan yang menonjol dalam teks eksemplum adalah penggunaan kata keterangan
tempat, waktu, tujuan, dan cara. Tujuan penggunaan kata keterangan itu tidak hanya
untuk menghidupkan suasana dalam penceritaan, tetapi juga untuk mengisyaratkan
bahwa cerita di dalam teks eksemplum terjadi secara berurutan. Perhatikan
contoh penggunaan keempat kata keterangan tersebut yang diambil dari teks
“Putri Tangguk”.
- Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang perempuan tua yang mempunyai huma.
- Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincangbincang tentang masa depan keluarganya
- Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi.
- Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.
Berdasarkan contoh itu, penggunaan kata keterangan tempat
dan waktu ditandai oleh dua preposisi atau kata depan yang berbeda. Kata
keterangan tempat pada kalimat 1 (Desa Tanjung Bunga) ditandai oleh penggunaan preposisi
di sebelum kata tersebut, sedangkan kata keterangan waktu pada kalimat 2 (suatu
malam) ditandai oleh penggunaan preposisi pada sebelum kata tersebut. Sementara
itu, penggunaan kata keterangan tujuan ditandai oleh kata untuk yang menyatakan
arah (maksud) perbuatan atau kejadian (kalimat 3) dan penggunaan kata
keterangan cara ditandai oleh kata semaunya yang menyatakan jalannya suatu
peritiwa (kalimat 4).
Agar lebih memahami penggunaan keempat kelompok kata keterangan
tempat, waktu, tujuan, dan cara di dalam teks “Putri Tangguk” di atas!
Kemudian, tentukan makna kata keterangan tersebut. Kerjakan tugas ini dalam
format berikut ini!
Agar kreativitasmu dalam membangun kalimat tampak,
gunakanlah katakatamu sendiri dan masukkan dalam format berikut ini!
1) Keterangan tempat
a)
..................................................................................................
b) ..................................................................................................
c)
..................................................................................................
2) Keterangan waktu
a) ..................................................................................................
b)
..................................................................................................
c)
..................................................................................................
3) Keterangan tujuan
a)
..................................................................................................
b)
..................................................................................................
c) ..................................................................................................
4) Keterangan cara
a)
..................................................................................................
b)
..................................................................................................
c)
..................................................................................................
Di dalam bahasa Indonesia kata keterangan tempat, waktu,
tujuan, dan cara tidak hanya berupa kata di dalam teks “Putri Tangguk” di atas.
Bahasa Indonesia masih memiliki kata keterangan lain yang
menunjukkan tempat, waktu, tujuan, dan cara suatu peristiwa terjadi. Untuk
keterangan waktu, penggunaannya tidak selalu didahului oleh preposisi pada,
misalnya keterangan waktu kemarin dan dua tahun yang lalu pada kalimat berikut.
1) Setelah pulang sekolah, Tazkia P.M. menjemput ayahnya ke
Bandar Udara Soekarno-Hatta kemarin.
2) Dua tahun yang lalu, ibu guru muda yang bernama Mentari
itu mengikuti pelatihan dalam rangka penguatan kompetensi guru di daerahnya.
Untuk memperlihatkan pemahaman dan kreativitasmu dalam
merangkai penggunaan keempat kata keterangan tersebut dengan kata-kata lain,
kamu diminta untuk membuat kalimat yang tepat berdasarkan tiga kata keterangan yang
sudah ditentukan berikut ini.
1) Keterangan tempat: ke, sampai, dari
a)
...................................................................................................
b)
...................................................................................................
c)
...................................................................................................
2) Keterangan waktu: sering, selalu, sebentar lagi
a)
...................................................................................................
b)
...................................................................................................
c)
...................................................................................................
3) Keterangan tujuan: bagi, guna, buat
a)
...................................................................................................
b)
...................................................................................................
c) ...................................................................................................
4) Keterangan cara: semaumu, secepatnya, sebaliknya.
a)
...................................................................................................
b) ...................................................................................................
c)
...................................................................................................
b. Kata Hubung Intrakalimat dan Antarkalimat
Kata hubung yang sering juga disebut dengan kata sambung
atau konjungtor memiliki peran penting dalam membangun kalimat atau paragraf di
dalam sebuah teks. Kekuatan dan keterkaitan makna yang ada di dalam kata, kalimat,
atau paragraf di dalam teks sangat ditentukan oleh kata hubung yang digunakan.
Oleh karena itu, pemahaman penggunaan kata hubung di dalam teks eksemplum
sangat penting untuk memperlihatkan muatan interpersonal terhadap insiden atau
peristiwa yang dialami tokoh.
Ketika mempelajari Bab II pada Kelas VIII, kamu sudah
mengenal kata hubung koordinatif (dan, serta, tetapi), kata hubung korelatif
(baik… maupun...., tidak hanya…, tetapi juga….), dan kata hubung subordinatif (setelah,
agar, sehingga). Ketiga kelompok kata hubung tersebut termasuk kategori kata
hubung intrakalimat. Di dalam teks eksemplum, kata hubung yang sering digunakan
antara lain dan, tetapi, karena, akan tetapi, kemudian.
Perhatikan penggunaan kata hubung tetapi, karena, akan
tetapi serta kalimat yang diambil dari teks “Putri Tangguk” di atas.
- Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah.
- Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh.
- Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi.
Kata hubung tetapi pada kalimat 1) dan karena pada kalimat
2) menghubungkan frasa (kata) sebelum dan sesudah kata tersebut. Kata hubung tetapi
berperan sebagai pengikat makna frasa (kata) yang berlawanan, yaitu antara
tidak begitu luas dan melimpah ruah, sedangkan kata hubung karena berperan
untuk mengikat makna sebab akibat, yaitu antara frasa tidak berhuma lagi dan
lumbung padi sudah penuh. Kata hubung (seperti tetapi dan karena pada contoh 3)
di atas berfungsi sebagai penghubung kata atau frasa dalam satu kalimat. Oleh
karena itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung intrakalimat.
Sementara itu, kata hubung kemudian yang terletak di awal kalimat berperan
untuk mengikat makna hubungan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sesudah
kata itu, yaitu antara kalimat Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk
terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. dan kalimat Ia berjalan menuju
lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi. Kata hubung (seperti
kemudian pada contoh di atas) berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat
dan kalimat lain (selanjutnya). Oleh karena itu, kata hubung tersebut
dikategorikan ke dalam kata hubung antarkalimat. Setelah memahami konsep
tentang kata hubung intrakalimat dan kata maknanya yang ada di dalam teks
“Putri Tangguk”. Tugas ini dapat kamu kerjakan melalui format berikut ini.
Kata hubung intrakalimat dan antarkalimat yang terdapat di
dalam teks “Putri Tangguk” belum memperlihatkan semua jenis kata hubung
intrakalimat dan antarkalimat dalam bahasa Indonesia. Masih banyak kata hubung
kedua kelompok tersebut yang belum dibicarakan dan dibahas, seperti dan,
walaupun demikian, oleh karena itu, akhirnya.
Sekarang kamu diminta menemukan kata hubung lain yang
termasuk ke dalam kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Kamu juga diminta
untuk membuat kalimat yang memperlihatkan peran dan fungsi kata hubung
tersebut. Kamu boleh mendiskusikan tugas ini dengan teman atau gurumu. Kamu
dapat mengerjakan tugas ini melalui format seperti berikut.
c. Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat
Kalimat yang mengisi sebuah teks terdiri atas kalimat
tunggal atau simpleks dan kalimat majemuk atau kompleks, termasuk kalimat yang digunakan
dalam teks eksemplum. Kedua jenis kalimat tersebut sudah kamu pelajari pada
Kelas VII dan VIII. Jika kamu masih belum paham, silakan baca dan cermati
kembali! Pada bagian ini kamu akan mempelajari khusus kalimat majemuk, yaitu
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Perhatikan contoh kalimat yang diambil dari teks “Putri
Tangguk” di atas!
1) Kita telah bekerja terus-menerus dan tidak henti-henti
menuai padi.
2) Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap
ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah.
3) Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi
karena lumbung padi sudah penuh.
4) Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga
Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.
Kalimat 1) sebenarnya terdiri atas dua kalimat, yaitu Kita
telah bekerja terus-menerus. dan Kita tidak henti-henti menuai padi. Keduanya
dihubungkan oleh kata hubung dan yang menunjukkan kesetaraan. Kalimat 2) juga
terdiri atas dua kalimat yang setara, yaitu Humanya tidak begitu luas, hanya
seluas tangguk dan Hasilnya melimpah ruah. Keduanya dihubungan oleh kata hubung
tetapi yang memperlihatkan hubungan kesetaraan berlawanan. Karena kalimat yang
dihubungkan dalam kalimat 1) dan 2) setara, kedua kalimat itu disebut kalimat
majemuk setara. Sementara itu, kalimat 3) terdiri atas dua kalimat yang tidak
setara, yaitu Itu keinginan Dinda. dan Kanda tidak akan berhuma lagi karena
lumbung padi sudah penuh. Kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh kata hubung
kalau yang memperlihatkan syarat terlaksananya peristiwa yang disebut dalam
kalimat utama. Hubungan kalimat seperti ini disebut hubungan syarat. Kalimat 4)
juga terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaitu Jalan menuju huma yang
mereka tuju sangat licin. dan Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya
sering tergelincir. Kedua kalimat itu dihubungkan oleh kata hubung sehingga yang
menyatakan hasil atau akibat dari peristiwa yang dilaksanakan dalam kalimat
utama. Hubungan kalimat seperti ini disebut hubungan hasil. Karena kalimat yang
dihubungkan dalam kalimat 3) dan 4) tidak setara, kedua kalimat itu disebut
kalimat majemuk bertingkat.
Untuk melatih pemahamanmu tentang kalimat majemuk, cermati dan
perhatikan lagi teks eksemplum “Putri Tangguk” di atas! Selanjutnya, kata
hubung yang terdapat dalam teks tersebut! Kerjakan tugas ini dalam format
seperti berikut!
Kalimat majemuk bertingkat memiliki hubungan semantik antara
anak kalimat dan induk kalimat. Hubungan semantik itu antara lain berupa a) hubungan
waktu (seperti penggunaan kata hubung sejak, tatkala, setelah, sampai), b)
hubungan syarat (seperti penggunaan kata hubung jika, kalau, bilamana), c)
hubungan pengandaian (seperti penggunaan kata hubung seandainya, sekiranya,
andaikata), d) hubungan tujuan (seperti penggunaan kata hubung agar, supaya,
biar), e) hubungan penyebaban (seperti penggunaan kata hubung sebab, karena, akibat),
f) hubungan hasil (seperti penggunaan kata hubung sehingga, maka,
sampai-sampai), dan g) hubungan alat (seperti penggunaan kata hubung dengan,
tanpa). Agar pengetahuanmu tentang kalimat majemuk semakin banyak dan kreativitasmu
semakin berkembang, buatlah kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan
di atas dalam format seperti berikut!
1) Hubungan waktu dengan menggunakan kata hubung sejak dan
setelah
a) ...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................
2) Hubungan syarat dengan penggunaan kata hubung jika dan
bilamana
a) ...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................
3) Hubungan pengandaian dengan menggunakan kata hubung
seandainya dan andaikata
a)
...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................
4) Hubungan tujuan (dengan menggunakan kata hubung agar dan
biar
a)
...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................
5) Hubungan penyebaban dengan menggunakan kata hubung karena
dan akibat
a)
...............................................................................................................
b) ...............................................................................................................
6) Hubungan hasil dengan menggunakan kata hubung sehingga
dan sampaisampai
a)
...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................
7) Hubungan alat dengan menggunakan kata hubung dengan dan
tanpa
a) ...............................................................................................................
b)
...............................................................................................................[kb]